~ NUR ILLAHI ~

Monday, December 7, 2009

Thursday, December 3, 2009

Sekadar Renungan

RENUNGAN UNTUK MANUSIA YANG MENGAGUNGKAN LOGIKA

Tidak semua perkara yang benar itu logik

Kisah 1: Seorang kafir (OK) berkata pada orang mukmin ( OM ) yang sedang berwudhuk:

OK: "Kenapa kamu wudhuk?
OM : "Aku tadi batal wudhuk sebab terkentut"
OK: " Aku heran, kamu kentut di belakang tapi kenapa kamu cuci muka, tangan, kepala dan kaki kamu? Kenapa kamu tidak cuci tempat yang keluar kentut?

OM : "Ini arahan Tuhanku, aku taat saja"
OK: "Jelas sekali agama kamu ini tidak benar. Arahannya tidak logik sama sekali"
OM : "Kebenaran itu tidak semestinya logik"
OK: " Apa buktinya?
OM : "Mari ikut aku

OM membawa OK ke sebuah pintu. Lalu OM memegang tangan OK, kemudian menyepit tangan OM dengan pintu itu. OK menjerit kesakitan.

OK: Aduh tangan aku sakit...tolong lepaskan tangan aku!
OM : Baiklah...inilah jawabanku: tangan kamu yang sakit, tapi kenapa mulut kamu yang menjerit.
OM pun meninggalkan OK yang bodoh sombong itu dalam kesakitan... .

Tidak semua perkara yang logik itu benar

Kisah2: Seorang kafir (OK) berkata kepada orang mukmin ( OM )

OK: Tuhan kamu sungguh tidak adil
OM : Kenapa?
OK: Tuhan kamu menghukum manusia dan syaitan yang jahat di dalam neraka yang terbuat dari api. Tentu saja manusia tersiksa tapi syaitan enak saja.
OM : Kenapa begitu?
OK: Yalah...manusia dicipta dari tanah, kalau dibakar dengan api hangus, sakitlah. Tapi syaitan dicipta dari api, kalau dibakar dengan api relaks lah....tdk terasa apa-apa....
OM : Tidak begitu. Tuhan aku kata, mereka semua akan tersiksa...

OK: Ah...tdk mungkin. Logiknya manusia saja yg tersiksa, syaitan tidak

OM diam sebentar, lalu dia meninggalkan OK. Beberapa waktu kemudian OM datang lagi dengan membawa sebongkah tanah keras dan melemparnya tepat ke dahi OK Dahi OK luka berlumuran darah. Kemudian dia membawa OM menghadap seorang hakim. Setelah mendengar cerita dari kedua belah pihak ttg kejadian itu, maka hakim bertanya pada OM

Hakim: mengapa kamu lempar OK begitu?
OM : Maaf Tuan Hakim, OK mengatakan bahwa Tuhan tidak adil kerana menghukum manusia dan syaitan yang jahat di dalam neraka yang terbuat dari api. Tentu saja manusia tersiksa tapi syaitan enak saja sbb syaitan dicipta dari api. Logiknya memang begitu, tapi itu tidak benar. TIDAK SEMUA YANG LOGIK ITU BENAR

Sebagai buktinya saya lempar dia dengan tanah. Logiknya OK, manusia yg dicipta dari tanah kalau dilempar dengan tanah tidak sakit, bukan? Tapi buktinya OK luka dan sakit. Saya tidak bermaksud menyakitinya, saya hanya mau menjawab pertanyaannya.

Renung-renungkan dan selamat beramal...

Monday, November 30, 2009

Harapan & Doa

Bagi yang bujang sesuatu i'tibar
Bagi yang belum / bakal berkeluarga suatu pelajaran
Bagi yang berkeluarga perlu mengajar

Wahai SUAMI renungkanlah
Pernikahan atau perkahwinan menyingkap tabir rahsia
Isteri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah
Tidaklah setaqwa Aisyah
Tidaklah setabah Fatimah
Justeru,
Isterimu hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita-cita menjadi solehah..
Pernikahan atau perkahwinan mengajar kita kewajiban bersama
Isteri menjadi tanah, kamu langit penaungnya
Isteri ladang tanaman, kamu pemagarnya
Isteri kiasan ternakan, kamu gembalanya
Isteri adalah murid, kamu mursyidnya
Isteri bagaikan anak kecil, kamu tempat bermanjanya
Saat isteri menjadi madu, kamu teguklah sepuasnya
Setika isteri menjadi racun, kamulah penawar bisanya
Seandai isteri tulang yang bengkok, berhatilah meluruskannya
Pernikahan atau perkahwinan menginsafkan kita, perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan redho ALLAH s.w.t kerana
Memiliki isteri yang tak sehebat mana
Justeru Kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah Rasulullah s.a.w
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahhuwajhah
Cuma suami akhir zaman yang berusaha menjadi SOLEH.
Amin.

Wahai ISTERI pula renungkanlah
Pernikahan atau perkahwinan membuka tabir rahsia
Suami yang menikahi kamu tidaklah semulia Muhammad s.a.w.
Tidaklah setaqwa Ibrahim
Tidak setabah Ayyub
Tidak segagah Musa
Apalagi setampan Yusuf
Justeru Suamimu hanyalah lelaki akhir zaman
yang punya cita-cita membangun keturunan yang soleh
Pernikahan atau perkahwinan mengajar kita kewajiban bersama
Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya
Suami nakhoda kapal, kamu pengemudinya
Suami bagaikan pelakon yang nakal, kamu adalah penonton kenakalannya
Saat suami menjadi raja kamu nikmati anggur singgahsananya
Sekita suami menjadi bisa, kamulah penawar ubatnya
Seandainya suami bengis lagi lancang, sabarlah memperingatkannya
Pernikahan ataupun perkahwinan mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan redho ALLAH s.w.t. kerana
Memilik suami yang tak segagah mana..
Justeru Kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna di dalam menjaga
Bukanlah Hajar yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman yang berusaha menjadi SOLEHAH
Amin.

Justeru itu wahai SUAMI dan ISTERI Jangan menuntut terlalu tinggi
Seandainya diri sendiri jelas tidak berupaya SUAMI dan ISTERI
ingatlah: Mengapa mendambakan isteri sehebat Khadijah
Andai diri tidak semulia Rasulullah s.a.w.
Tidak perlu isteri secantik Balqis Andai diri tidak sehebat Sulaiman
Mengapa mengharapkan suami setampan Yusuf
Seandai kasih tak setulus Zulaikha
Tidak perlu mencari suami seteguh Ibrahim Andai diri tidak sekuat Hajar dan Sarah.

Aku hnya mgharap yang t'baik dalam hidup ku..
seorang suami yang mampu mbimbing aku ke arah jalanNya yang sbenar..aku hnya ingin kebahagian yang diredhai
ada rasa kasih dan sayang yg btaut di hati,
ada anak2 soleh buat bekal doa di akhirat..
aku hnya ingin jdi yg tbaik utk diriku, keluargaku & agamaku...
aku hnya perlukan seorang suami yang soleh buat penunjuk jalan di hari depanku...
Dan aku perlu rahmat & redha Ilahi sebagai bekalan hidupku menuju bahagia selamanya dunia & akhirat.. Ya Rabbi...perkenankan doaku..

Ketika Cinta Bertasbih






Bertuturlah cinta
Mengucap satu nama
Seindah goresan sabdamu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih
Mengutus Hati ini
Kusandarkan hidup dan matiku padamu

Bisikkan doaku
Dalam butiran tasbih
Kupanjatkan pintaku padamu Maha Cinta
Sudah di ubun-ubun cinta mengusik resah
Tak bisa kupaksa walau hatiku menjerit

Ketika Cinta bertasbih Nadiku berdenyut merdu
Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud sukur padamu atas segala cinta